Dalam sistem kekuasaan yang memuja kleptokrasi,para koruptor adalah makluk paling istimewa. Berasal dari komunitas terkutuk,mereka menjelma menjadi entitas kriminal yang "terhormat dan "sakti' mandra guna ". Sekali mereka menguap,miliaran bahkan triliunan,uang negarapun terhisap. Mulut mereka selebar rentangan pulau pulau Nusantara. Daya isap mereka lebih tinggi dari pada vacuum cleaner yang canggih sekalipun. Tangan tangah mereka pun jauh hebat dari esvakator esvakator gurita dalam menggaruk uang Negara.Brangkas meraka besar dan luas tampa batas,sehingga mampu menampung berapa pun uang APBN/APBD yang mereka garuk. Bagi para koruptor sejati,korupsi sering dianggap sebagai "treatment psikologis" untuk memacu andrenalin. Tumpukan uang dan gelimang kemewahan memicu andrenalin meluap dan membuncah buncah. Rasa bersalah,apalagi rasa berdosa,pun lenyap. Yang ada kemudian adalah ketergantungan atau ketagihan korupsi. Merekapun selalu sakau,sehari saja tak melakukan korupsi,tubuh berasa loyo,gemetar,dan mata berkunang kunang,apa boleh buat. Di Negri yang dicengkeram oleh para bandit ini,korupsi diam diam telah berubah menjadi "jalan hidup" dan "profesi' yang menggiurkan .Untuk menghadapi sangkaan,tudingan dan atau tuduhan,para koruptor juga memiliki ilmu berdalih yang snagat canggih. Mereka mampu membangun argumentasi dengan kadar "ilmiah" sangat tinggi. Mereka juga bisa mengerahkan para politisi-intelektual partisan untuk membela diri dengan berbagai rasionalisasi berbasis teori. Dan rakyat hanya bisa mengelus dada. Hati rakyat terasa ditikam ironi paling tajam.....!!! Itulah Sang KORUPTOR.
